Jumat 28 Agustus 2015 - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY
membagikan 6 resep untuk mengatasi nilai tukar rupiah yang saat ini
makin terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat. Hal ini disampaikan SBY
saat berbincang dengan pemimpin redaksi dari sejumlah media.
"Dari
yang didiskusikan tadi, tanpa menggurui, ada sejumlah sasaran yang
perlu ditetapkan oleh pemerintah didukung dunia usaha, daerah, dan kita
semua," ucap SBY di kediamannya, Cikeas, Jawa Barat, Kamis (27/8/2015).
"Kritik ini sayang pada pemerintah, jangan dipidanakan, untuk kita semua," tambah Ketua Umum DPP Partai Demokrat tersebut.
Resep
pertama, SBY meminta agar pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi dalam
negeri. Jangan sampai pertumbuhan yang semula menyentuh 6%, turun terus
hingga di bawah angka 4%.
"Kalau semula 6% jadi 5% jadi 4% atau
lebih rendah, akan beri pengaruh pada semua kehidupan. Pengangguran
terjadi, kemiskinan meningkat," ujar SBY.
Resep kedua, lanjut SBY, pemerintah harus menjaga sisi demand. Pemerintah perlu memastikan rakyat masih mampu membeli kebutuhan hidup hariannya.
"Tidak salah keluarkan APBN untuk rakyat penuhi kebutuhan sehari-hari," imbuh dia.
Resep
ketiga, Ketua Umum Partai Demokrat ini mengatakan pemerintah wajib
memberikan insentif fiskal pada para pengusaha di tengah iklim investasi
yang kurang baik.
Resep keempat, pemerintah diminta
menstabilkan harga yang sedang melambung. Salah satu contoh adalah harga
daging sapi yang mencapai Rp 130 ribu per kilogram. Menurut SBY,
kenaikan harga terjadi karena kurangnya suplai di pasar dan hal ini
harus diatasi secepatnya.
"Harga naik kalau suplai kurang, maka
pastikan ada. Hilangkan retorika dan ideologi. Pastikan rakyat bisa beli
karena barangnya cukup," tutur dia.
Resep kelima, pemerintah
perlu mengatasi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan
perusahaan di tengah gejolak ekonomi. Ia mengingatkan kembali pentingnya
memberi insentif fiskal agar perusahaan berpikir dua kali sebelum PHK
karyawannya.
"Sudah ada banyak gelombang PHK di sektor riil.
Tolong diwaspadai. Berunding dengan perusahaan. Jangan sembarangan PHK.
Bisa beri insentif, sehingga perusahaan tidak PHK saudara kita. Yang
di-PHK enggak ada penghasilan, makin susah lagi," tegas SBY.
"(Soal APBN) Saya kira pemerintah sudah mengerti dan saya pernah bicara dengan Pak JK, mengerti perlu ada adjusment. Satu-satunya di tangan, APBN di tangan pemerintah. Jangan tidak pas penerimaan dengan pembelanjaan," kata SBY.
SBY menegaskan dirinya paham gejolak yang terjadi saat ini ditimbulkan oleh pengaruh global. Karena itu, ia tidak menyalahkan Presiden Jokowi sama sekali. Namun, ia meminta agar ada langkah konkret yang dijalankan dalam waktu dekat.
"Kita tahu ini global. Yang kena bukan hanya Indonesia, Tiongkok kena. Saya tidak pernah salahkan pemerintah, tidak salahkan presiden. Tenangkan rakyat, yang penting pemerintah punya solusi, dan dijalankan. Terbuka saja, jelaskan secara gamblang dan apa langkah yang ditempuh. Ada solusi dan bisa kembali normal," tandas SBY.
search result:
berita Doloar saat ini, kendala rupiah merosot, dolar naik hingga Rp 14,200
Sumber : liputan6.com